Integrasi Moneter dan Integrasi Politik
PENDAHULUAN
Dalam panggung
internasional, sistem yang digunakan oleh berbagai negara adalah sistem
neo-liberal. Semakin lama, sistem neoliberal semakin masif digunakan bahkan
oleh banyak negara di dunia. Kerja sama semakin dilakukan oleh banyak negara
dengan negara-negara lain. Bahkan untuk menciptakan kerja sama yang lebih mudah
dibentuk banyak organisasi dan perjanjian yang beranggotakan negara-negara di
dunia. Organisasi-organisasi dan juga perjanjian-perjanjian yang dilakukan
dapat dibedakan dari organisasi internasional yang mencakup negara-negara di
dunia tanpa memperhatikan identitas, wilayah, ataupun sistem politik, hanya
dengan tujuan yang sama, organisasi internasional ini dapat dibentuk. Sedangkan
organisasi regional lebih spesifik dari organisasi internasional. organisasi
regional atau integrase regional lama sangat memperhatikan letak geografis dan
wilayah suatu negara untuk membentuknya, namun seiring berjalannya waktu,
organisasi regional yang baru lebih broad
dari model lama. Model baru menawarkan organisasi regional yang tidak hanya
terbatas pada letak wilayah yang berdekatan saja, tetapi juga yang memiliki
sejarah yang serupa, memiliki sharing
ideas, identitas dan tentunya tujuan yang sama. Integrasi internasional
juga memiliki cakupan yang lebih luas daripada integrasi regional.
Dengan adanya
integrasi regional, diharapkan dapat menjadi wadah bagi negara-negara di dunia
untuk mengembangkan perekonomian negara mereka. Interdependensi antar negara
dengan tujuan untuk memajukan ekonomi bersama. Model lebih mengikat dari
integrasi regional adalah integrasi moneter. Dalam bagian-bagian yang berbeda
di dunia, integrasi moneter regional sedang dianggap oleh para ekonom dan
politisi sebagai tujuan untuk lebih memperdalam atau memperkuat skema integrasi
yang berbasis perdagangan yang terkadang stagnan
DISKUSI & HASIL
Tujuan dari
dibentuknya integrasi kawasan berbagai macam. Moser (1997) dalam tulisannya
menjelaskan bahwa ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dengan integrasi
regional yaitu: 1) kesejahteraan karena integrasi regional memberikan efek
distribusi ekonomi dan aktivitas ekonomi dalam area yang produktif bagi negara
kawasan; 2) kompetisi yang sempurna, yang disebabkan oleh perjanjian mereduksi
tariff ataupun mereduksi penghalang ekonomi sehingga persaingan menjadi adil
antar negara. Sehingga dengan adanya integrasi ekonomi kawasan tersebut dapat menjadi
aturan dalam berdagang dan bekerja sama demi mencapai keuntungan bersama.
Integrasi
regional membantu negara-negara mengatasi divisi yang menghalangi arus barang,
jasa, modal, orang, dan ide-ide
Namun
pertanyaan utama dalam tulisan ini adalah apakah pada akhirnya integrasi
moneter regional juga dibarengi dengan integrasi politik? dalam bukunya, Gavin
(2005) menjelaskan bahwa integrasi moneter kawasan lebih dipandang sebagai
keputusan politik daripada keputusan ekonomi. Karena sebenarnya tidak ada
urgensi mengapa ekonomi memiliki pertimbangan yang buruk dalam
mengimplementasikan kebijakan moneter terintegrasi ini. Jika dilihat dalam cara
pandang ekonomi, hal tersebut tidak perlu diragukan atas manfaat yang akan
didapat jika mengimplementasikan integrasi moneter. Namun, yang dijadikan
sebuah pertimbangan ketika mengimplementasikan hal ini adalah pertimbangan
politik yang mana akan memengaruhi kebijakan politik dalam suatu negara.
Sehingga negara akan berpikir dan menimbang manfaat yang diperoleh jika
mengimplementasikan integrasi moneter. Pada akhirnya, kepentingan nasional-lah
yang diprioritaskan sehingga jika dilihat dari sebuah keputusan, hal ini
bukanlah keputusan ekonomi namun keputusan politik.
Selain karena
kebijakan politik yang akan dapat dipengaruhi jika negara mengimplementasikan
integrasi moneter satu kawasan, hal lain yang memberikan penjelasan bahwa ini
merupakan keputusan politik daripada keputusan ekonomi adalah aktor yang
berperan dibalik pengambilan keputusan merupakan aktor politik. Pemerintah
sebagai pengambil kebijakan merupakan aktor politik. Ketika pemerintah sebagai
pengambil keputusan menentukan suatu kebijakan atau setuju dengan suatu
kebijakan regional pasti akan memiliki pertimbangan politik sehingga hampir
tidak mungkin pemerintah hanya mempertimbangkan sisi ekonomi saja.
Dalam artian,
integrasi moneter regional akan dibarengi dengan integrasi politik. suatu
negara tidak akan bisa lepas dari permainan politik karena hal tersebut
merupakan ranah suatu negara. Dalam pembuatan keputusan untuk membuat integrasi
moneter satu kawasan atau satu regional, negara akan menimbang apakah hal
tersebut akan berpengaruh pada kepentingan nasionalnya. Jika pengaruh tersebut
berbahaya, maka negara tidak akan mengimplementasikannya, namun jika
menguntungkan maka negara akan mau mengimplementasikannya.
Jika integrasi
moneter telah dijalankan, maka integrasi politik dapat mengikuti. Karena
ekonomi merupakan alat dalam hard
politics yang efektif dalam menjadi alat untuk hegemoni. Ketika negara di
kawasan sudah terintegrasi secara moneter, kebijakan tersebut akan beriringan
dengan integrasi politik. perlu digaris bawahi bahwa politik adalah tentang
bagaimana mencapai suatu kepentingan. Integrasi moneter bisa saja menjadi alat
dalam mencapai kepentingan, yaitu kekuatan ekonomi. Dalam politik internasional
saat ini, negara yang kuat adalah negara yang memiliki kekuatan ekonomi yang
besar. Sehingga negara dengan integrasi moneter regional dapat memiliki
stabilitas ekonomi dan dapat berdagang serta memperoleh pasar yang lebih
menguntungkan karena nilai tukar cenderung stabil.
Karena
integrasi moneter tersebut juga membuat negara memiliki integrasi politik
karena negara sudah memiliki kebijakan moneter yang sama dan lebih mudah dalam shared prosperity maka, negara-negara
akan menciptakan kebijakan-kebijakan lain yang menguntungkan banyak pihak untuk
mendukung integrasi moneter. Dari suatu hal tersebut, membuat negara-negara
dalam satu kawasan memiliki integrasi politik yang serupa. Karena pada
akhirnya, ketika moneter antar negara sudah terintegrasi, maka kebijakan lain
akan menyesuaikan agar tetap membawa manfaat. Negara-negara yang sudah
menetapkan integrasi moneter akan saling dependen satu sama lain dan memiliki
ancaman yang sama sehingga integrasi politik akan berjalan secara alamiah
dengan bekerja sama agar ancaman bersama tidak membahayakan keadaan
negara-negara tersebut.
STUDI KASUS
Jika berbicara
tentang organisasi regional yang sudah dianggap terbentuk dengan baik adalah
Uni Eropa. Uni Eropa memiliki integrasi moneter dan ekonomi yang disebut zona
eropa atau yang dapat disebut euro zone.
Zona Eropa merupakan integrasi moneter berupa kebijakan satu mata uang untuk
negara-negara anggota Uni Eropa untuk menggunakan mata uang euro. Euro
dikenalkan pada tahun 1999 dan 11 anggota Uni Eropa mengganti mata uangnya
dengan mata uang euro. Pada saat itu, euro diperkenalkan dalam bentuk cek dan
tabungan deposit tapi tiga tahun kemudian, dari Januari hingga 28 Februari
2002, euro diperkenalkan dalam bentuk koin dan uang kertas
Pada saat
krisis global tahun 2008 yang dimulai dari Amerika Serikat, negara-negara di
Eropa juga terkena dampak yang sangat berpengaruh. Guncangan ekonomi tersebut
membutuhkan pelonggaran kebijakan fiskal dan moneter yang tegas di sebagian
besar negara maju, selain pada respon kebijakan yang diperlukan untuk menjaga
stabilitas di sektor keuangan
Adanya Bank
Sentral Eropa atau European Central Bank (ECB) bertujuan untuk menstabilkan
moneter kawasan di Eropa. ECB atau European Central Bank adalah lembaga independen
dan mengambil keputusan tanpa melihat ataupun mengambil instruksi dari
pemerintah atau institusi Uni Eropa lainnya
Kawasan Eropa
yang secara moneter telah terintegrasi, maka secara politik akan terpengaruhi
juga. Berdasarkan laporan Uni Eropa (2012), dilaporkan bahwa ada 17 negara yang
telah masuk zona euro dan ada 10 negara yang masih tidak menggunakan euro.
Ketika negara Uni Eropa yang telah menggunakan euro menerapkan kebijakan
pastinya dibarengi dengan pertimbangan politik. Selain itu, ketika negara mau
berintegrasi secara moneter, mereka merasa memiliki satu identitas dan satu
politik yang sama. Berbeda dengan Inggris yang memutuskan untuk tidak
menetapkan zona euro karena merasa kepentingan politiknya tidak diakomodasi
jika menggunakan euro, ditambah lagi karena inggris memiliki nilai tukar yang
lebih besar daripada euro yaitu poundsterling. Sedangkan, pada contohnya
Inggris yang tidak ingin memasuki zona eropa akhirnya merasa tidak memiliki
integrasi politik dengan negara anggota Uni Eropa lainnya. Karena Inggris tidak
mau berintegrasi secara moneter, Inggris merasa tidak sama dengan anggota
lainnya. Sedangkan negara lain yang secara moneter sudah menetapkan euro, akan
saling ketergantungan satu sama lain dan saling membuat kebijakan yang dapat
menguntungkan mata uang mereka karena mereka sharing prosperity. Inggris merasa tidak ada manfaat yang diperoleh
jika ia mengikuti zona euro. Dari hal ini dapat diartikan bahwa tidak ada
kepentingan politik yang akan diakomodasi sehingga dari awal Inggris merasa
tidak ada integrasi politik yang akan dicapai.
KESIMPULAN
Integrasi
moneter dapat saja membuat integrasi politik sehingga dua-duanya dapat berjalan
berdampingan. Integrasi moneter dapat dibarengi dengan integrasi politik
seperti contohnya yang ada yaitu Uni Eropa. Uni Eropa memiliki satu mata uang
yang digunakan bersama untuk tujuan stabilitas nilai tukar. Dengan integrasi
moneter yang demikian, memberikan peluag untuk berintegrasi secara politik atau
justru dari integrasi politik dulu hingga akhirnya memutuskan untuk membentuk
integrasi moneter. Yang perlu digaris bawahi adalah dua hal ini berjalan
beriringan.
Setelah
menetapkan untuk membentuk suatu integrasi moneter – dalam hal ini studi kasus
yang diambil adalah integrasi moneter di Uni Eropa berupa zona euro yang
merupakan suatu mata uang yang digunakan dalam satu regional, negara-negara
anggota kawasan Eropa akan memiliki integrasi politik dimana mereka akan
membuat kebijakan yang saling menguntungkan satu sama lain demi terciptanya
kesejahteraan dan stabilitas di kawasan Eropa. Berbeda dengan Inggris yang
memutuskan untuk tidak menetapkan zona euro karena merasa kepentingan
politiknya tidak diakomodasi jika menggunakan euro, ditambah lagi karena
inggris memiliki nilai tukar yang lebih besar daripada euro yaitu poundsterling
membuat Inggris merasa akan lebih rugi jika menerapkan sistem mata uang euro.
References
European
Commission. (2012). How The European Union Works. Belgium: European
Union.
Gavin, B., & Lombaerde, P. D. (2005). Ecnomic Theories of
Regional Integration. London: Pluto Press.
Moser, P. (1997). Reasons for regional integration agreements. Intereconomics,
225-229.
Orphanides, A. (2017). The Fiscal-Monetary Policy Mix in the Euro
Area. Luxembourg: European Union Commission.
World Bank. (n.d.). Overview: Regional Integration. Retrieved
from The World Bank:
https://www.worldbank.org/en/topic/regional-integration/overview
Zestos, G. K., & Benedict, J. M. (2019). European Monetary
Integration: A History. Encyclopedia of Interntional Economics and Global
Trade Volume 2, 131-171.
Comments
Post a Comment